Hai, jagoan.
Setiap pagi, ritual selalu sama.
Pukul 05.00 bangun mempersiapkan air mandi anak-anak dan sarapan buat semua. 15
menit kemudian, membangunkan kamu, Bastiaan.
Aku tahu buka mata jam 5.15 buat anak seumur kamu bukanlah sesuatu yang mudah.
Tapi aku sangat suka cara Papa,
membangunkanmu.
Papa akan mencium-cium sampai Bas
merangkul wajah Papa lalu, Papa akan berkata “ Ayo, bangun jagoan. Kita mandi
dan pergi ke sekolah!” Biasanya kamu akan menjawab “Aku masih mengantuk Papa”. Papa
kembali akan membalas: ”Papa juga tapi Papa sudah bangun, masa Papa harus
memandikan anak tetangga?” Biasanya Bas akan tertawa walau ku tahu matanya
belum terbuka.
Lalu Papa akan menggendong sambil
menggerutu : ”Waduh beratnya jagoanku, makan apa tadi malam?” Bas, kamu sambil
tertawa berkata: ”Salahnya Papa, kalau kasih makan aku banyak-banyak!” Dan tak
lama kalian berdua sudah di kamar mandi.
Kalau Mama terlampau larut malam tidurnya, maka ritual tadi Mama dengar dan Mama lihat saat Mama masih terbaring. Kalau
tidak, pasti Mama dengar saat Mama
menyiapkan seragam kamu, Bas!
Bila Mama masih bergolek karena
ngantuk, biasanya Mama akan melompat
turun saat peluit ceret air berbunyi. Mama harus segera menyiapkan segelas susu
hangat buat kamu. Ya, susu itu seperti bahan bakar yang menggerakkanmu. Ketika kamu, sudah rapi dengan seragam dan
duduk sambil menikmati segelas susu hangat biasanya Mama akan memelukmu, karena
kamu masih kedinginan, Nak.
Dan seperti orang bodoh, Mama segera memelukmu sambil bertanya” Apakah ini anak Mama?”
Pertanyaan tolol tapi selalu Mama tanyakan dan Mama percaya setiap orang tua
pasti pernah bertanya seperti itu.
Biasanya kamu menjawab sambil merangkul
leherku: ”Ya, aku anak Mama!”. Lalu kulanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang sudah dipelajari semalam. Cara ini agak lumayan untuk merefresh pelajaran
kamu.
Tanya jawab itu masih terus berlangsung sambil
Mama selesai memakaikan kaos kaki dan sepatu. Mama tahu, seharusnya kamu sudah
bisa mengenakan kaos kaki dan sepatu sendiri. Dan memang Bas sudah bisa, tapi
Mama masih ingin melakukannya untukmu, Nak. Mungkin ini bentuk permintaan maaf
ku karena hanya bisa 4-5 jam dalam sehari bersammu.
”Nanti siang, aku makan apa?”
tanyamu.
”Maunya makan apa?” Balas Mama
bertanya
”Mie goreng?”
”Tunggu....” aku menyentuh
keningku dengan ujung jari sambil berpikir. Kamu menatapku dan menanti. Lalu
aku tersenyum dan berata : ” Ok. Mie goreng dengan telur tapi nanti malam makan
nasi dengan sayur!” Kamu tersenyum lalu
memelukku. Ah, Bas. Mama sangat mencintaimu.
”Apakah boleh es krim?” tanyamu
lagi.
”Kalau sudah tidak batuk, tentu
boleh!” jawabku. Mama memang menyediakan es krim ukuran 1 liter. Dan itu masuk
dalam menu makan sehari-hari jika kamu dan Van tidak batuk atau pilek. Hal
ini Mama lakukan karena Mama tidak
membiasakan anak-anak Mama jajan.
Jagoan,
Kamu tahu, pa yang dikonsumsi
anak-anak Mama setiap hari Mama yang menentukan. Mama tidak melarang kamu dan
adik mengkonsumsi mie instan tapi Mama
mengaturnya agar tidak berlebihan. Karena kedua anak Mama masih berada dalam usia pertumbuhan karenanya
apa yang kalian konsumsi masih menjadi perhatian Mama. Sebagai orang tua selain
sebagai kewajiban, pengaturan makan kalian juga bentuk tanggung jawab Mama
untuk pertumbuhan kamu dan adik.
Ok, Jagoan
Lain waktu Mama akan menulis lagi.
Penuh Cinta untukmu, sumber
semangat hidup Mama.
1 comment:
Bagus sekali dan menyentuh karangan ini. Semua "yang manis2" itu akan dikenang oleh anak2 kelak, selalu dan difotokopikan pada anak2nya juga! Tuhan memberkatimu sekeluarga!
Post a Comment