Buah Hatiku

Buah Hatiku
Van en Bas

Sunday, September 10, 2006

PAGI HARI BERSAMA BAS



Hai, jagoan.
Setiap pagi, ritual selalu sama. Pukul 05.00 bangun mempersiapkan air mandi anak-anak dan sarapan buat semua. 15 menit kemudian, membangunkan  kamu, Bastiaan. Aku tahu buka mata jam 5.15 buat anak seumur kamu bukanlah sesuatu yang mudah. Tapi aku sangat suka cara Papa,  membangunkanmu.

Papa akan mencium-cium sampai Bas merangkul wajah Papa lalu, Papa akan berkata “ Ayo, bangun jagoan. Kita mandi dan pergi ke sekolah!” Biasanya kamu akan menjawab “Aku masih mengantuk Papa”. Papa kembali akan membalas: ”Papa juga tapi Papa sudah bangun, masa Papa harus memandikan anak tetangga?” Biasanya Bas akan tertawa walau ku tahu matanya belum terbuka.

Lalu Papa akan menggendong sambil menggerutu : ”Waduh beratnya jagoanku, makan apa tadi malam?” Bas, kamu sambil tertawa berkata: ”Salahnya Papa, kalau kasih makan aku banyak-banyak!” Dan tak lama kalian berdua  sudah di kamar mandi. Kalau Mama terlampau larut malam tidurnya, maka ritual tadi  Mama dengar dan  Mama lihat saat Mama masih terbaring. Kalau tidak, pasti  Mama dengar saat Mama menyiapkan seragam kamu, Bas!

Bila Mama masih bergolek karena ngantuk, biasanya  Mama akan melompat turun saat peluit ceret air berbunyi. Mama harus segera menyiapkan segelas susu hangat buat kamu. Ya, susu itu seperti bahan bakar yang menggerakkanmu.  Ketika kamu, sudah rapi dengan seragam dan duduk sambil menikmati segelas susu hangat biasanya Mama akan memelukmu, karena kamu masih kedinginan, Nak.

Dan seperti orang bodoh, Mama  segera memelukmu  sambil bertanya” Apakah ini anak Mama?” Pertanyaan tolol tapi selalu Mama tanyakan dan Mama percaya setiap orang tua pasti pernah bertanya seperti itu.

Biasanya kamu menjawab sambil merangkul leherku: ”Ya, aku anak Mama!”. Lalu kulanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipelajari semalam. Cara ini agak lumayan untuk merefresh pelajaran kamu.

 Tanya jawab itu masih terus berlangsung sambil Mama selesai memakaikan kaos kaki dan sepatu. Mama tahu, seharusnya kamu sudah bisa mengenakan kaos kaki dan sepatu sendiri. Dan memang Bas sudah bisa, tapi Mama masih ingin melakukannya untukmu, Nak. Mungkin ini bentuk permintaan maaf ku karena hanya bisa 4-5 jam dalam sehari bersammu.
”Nanti siang, aku makan apa?” tanyamu.
”Maunya makan apa?” Balas Mama bertanya
”Mie goreng?”
”Tunggu....” aku menyentuh keningku dengan ujung jari sambil berpikir. Kamu menatapku dan menanti. Lalu aku tersenyum dan berata : ” Ok. Mie goreng dengan telur tapi nanti malam makan nasi dengan sayur!”  Kamu tersenyum lalu memelukku. Ah, Bas. Mama sangat mencintaimu.
”Apakah boleh es krim?” tanyamu lagi.
”Kalau sudah tidak batuk, tentu boleh!” jawabku. Mama memang menyediakan es krim ukuran 1 liter. Dan itu masuk dalam menu makan sehari-hari jika kamu dan Van tidak batuk atau pilek. Hal ini  Mama lakukan karena Mama tidak membiasakan anak-anak Mama jajan.

Jagoan,
Kamu tahu, pa yang dikonsumsi anak-anak Mama setiap hari Mama yang menentukan. Mama tidak melarang kamu dan adik  mengkonsumsi mie instan tapi Mama mengaturnya agar tidak berlebihan. Karena kedua anak Mama  masih berada dalam usia pertumbuhan karenanya apa yang kalian konsumsi masih menjadi perhatian Mama. Sebagai orang tua selain sebagai kewajiban, pengaturan makan kalian juga bentuk tanggung jawab Mama untuk pertumbuhan kamu dan adik.

Ok, Jagoan
Lain waktu Mama akan menulis lagi.
Penuh Cinta untukmu, sumber semangat hidup Mama.

1 comment:

Theresa Jackson said...

Bagus sekali dan menyentuh karangan ini. Semua "yang manis2" itu akan dikenang oleh anak2 kelak, selalu dan difotokopikan pada anak2nya juga! Tuhan memberkatimu sekeluarga!