Buah Hatiku

Buah Hatiku
Van en Bas

Monday, November 18, 2013

Tips Menyapih dengan 4 T, Tega, Tekad, Tegar dan Tegas

Artikel ini terinspirasi pertanyaan Mak Fadlun di time linenya. Emak yang satu ini baru sukses mengantarkan Faqih si bungsu gelar S2 untuk ASI. Pertanyaannya adalah pengalaman menyapih anak. Saya perlu mengembalikan ingatan saya mundur 10 tahun yang lalu.

Saya terpaksa menyapih Si Sulung yang waktu itu berusia 2 tahun 4 bulan karena saya hamil anak kedua. Suami saya percaya, janin dalam rahim saya tidak akan bertumbuh dengan baik jika saya masih memberikan Si Sulung ASI. Waktu itu Suami memberi pilihan, terus menyusui tapi yang diperut harus dikeluarkan! Padahal untuk mendapatkan Si Sulung saya harus menanti selama tiga tahun, haruskah tiga tahun sesudah kelahiran Si Kakak, calon bayi dalam rahim ini harus dikeluarkan?

Saat itu saya masih menjadi orang kantoran yang terikat nine to five. Sehingga kesibukan tersebut sedikit banyak cukup membantu saya mengatasi rasa bersalah.  Jika pulang kerja, setelah membersihkan diri, saya akan meluangkan waktu buat anak. Sebuah keharusan plus kewajiban. Keharusan memberikan hak anak, untuk diperhatikan, dibelai, disayang dan dicinta. Buat saya suatu hal penting, anak mengetahui kalau kita (ortu) mencintai/menyayanginya.

Karena tidak sedikit dengan keterbatasan waktu dan komunikasi kita seringkali berbicara atas nama cinta dan sayang. Kenyataannya anak tidak mengetahui bahkan tidak merasa kalau ia dicintai/disayangi. Ini akan menjadi masalah besar di kemudian hari. (Akan saya tuliskan dalam artikel terpisah.)

Kembali soal menyapih. Proses menyapih sendiri adalah proses pendewasaan pada anak. Karena pada tahapan usia anak antara 2-3 tahun, tubuh anak memerlukan gizi yang lebih banyak dan lebih lengkap. Pada usia tersebut kandungan gizi dalam ASI sudah tidak dapat emenuhi kebutuhannya agar anak bertumbuh dan berkembang dengan optimal. Maka anak sudah memerlukan asupan makanan yang lengkap gizi.

4 T: TEGA, TEKAD, TEGAR dan TEGAS:

 TEGA. Ini sebetulnya paling susah. kalau menggunakan istilahnya Mak Myra Anastasia, Menyapih ada episodenya ":Mewek"nya. Soalnya perasaan dan pemikiran seorang ibu/perempuan yang sedang menyusui bayinya adalah rasa paling pribadi yang tidak bisa dirasakan orang lain. Bahkan mungkin si Ibupun tak mampu menjabarkan dalam rangkaian kata, tentang perasaannya.

Biaanya ini yang paling berat. Makanya dukungan suami sangat diperlukan. Dulu saya harus pisah ranjang. Si kakak tidur dengan ayahnya dan saya tidur sendiri. Si ayah meninabobokan dengan membacakan dongeng, saya diam menahan tangis. Cukup lama prosesnya. Sampai akhirnya saya yang "mengganggu" proses tersebut. Ya, saya bersikeras untuk tidur bersama Si Sulung lagi. Tapi saya bertekad harus>.

-TEKAD, Saya tidak mau terlalu lama berpisah dari Si Sulung. Saya harus punya rasa tega dan tekad yang kuat. Saya memberi pengertian pada Si kakak (Entah dia paham atau tidak) Bahwasannya ada adik dalam perut mama yang harus dijaga pertumbuhannya. Karena itu Kakak harus minum susu dari gelas. Tapi boleh kalau mau sekedar pegang-pegang atau cium-cium. Ternyata saat kantuk sudah menguasai kakak, mulutnya kembali mencari puting. Saya segera menghindar dan membelai pipinya pelan-pelan. Airmata kalau ditampung bisa tiga ember. Makanya menguatkan rasa dalam diri sehingga menjadi tega dan punya kemauan yang besar alias tekad. Dua hal inipun masih belum cukup.

-TEGAR, menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Ketegaran ini penting untuk meyakinkan diri keputusan menyapih adalah untuk kebaikan si kakak. Karena dengan menghentikan ASI, saya sudah harus memikirkan makanan padat lengkap gizi untuk dikonsumsi. Mempersiapkan makanan buat balita diperlukan kesabaran dan pengetahuan yang luar biasa.

Karena perlu didahului dengan proses pengenalan aneka bahan makanan. Pada proses pengenalan ini, bukan hanya cara memasak dan menyajikan yang diperlukan tapi juga informasi mengenai bahan tersebut. Sehingga kita bisa mengemasnya dalam bentuk cerita pada saat menjelaskan pada anak, mengapa ia perlu makan, makanan tersebut.

-TEGAS, ketegasan kita bersikap dalam menyapih anak, adalah persoalan lain yang terkadang bisa menjadi hambatan. dalam hati kecvil kita seperti ada dua suara. "Kok sama anak begitu sih?" dan yang kedua "Ini demi kebaikan anak" tapi belakangnya ada pertanyaan lanjut "benarkan?". Apa bukan egonya ibu? Apalagi kalau si ibu tidak sedang hamil? Informasi terakhir yang saya dapat dari beberapa dokter kandungan, menyusui anak walau dalam kondisi hamil diperbolehkan, asal ibu cukup mendapat asupan makanan.

Pada saat saya menyapih si sulung,  ia sudah berusia 2 tahun 4 bulan yang berarti ia sudah memerlukan gizi beragam dan lebih banyak. Kehamilan saya, menjadi alasan kedua mengapa si sulung harus di sapih. Saya sungguh berterima kasih atas dukungan suami. Sehingga proses menyapih si sulung berjalan sebagaimana adanya, walau tetap ada airmata yang mengalir.

Tapi saya tetap percaya, walau saya menyapih yang berarti menghentikan ASI. Saya sudah memberikan yang terbaik baginya. Hingga saat ini, si Sulung sudah berusia 13 tahun 4 bulan, belum pernah sekalipun ia di rawat di RS. Saya percaya ketahanan tubuhnya juga hasil dari ASI yang di dapat serta perawatan dan perhatian kami. karena sekalipun diberi ASI penuh jika selanjutnya kebutuhan asupan gizinya tidak diperhatikan, anak belum tentu bertumbuh dengan baik. Setiap pertambahan tahapan usia, selalu diperlukan kebutuhan gizi yang bertambah pula.

Menyapih bukanlah kesalahan, jadi jangan pernah takut menyapih jika memang sudah waktunya. Menyapih tidak akan menjauhkan hubungan ibu dan anak. Percaya deh, kedekatan ibu dan anak bukan hanya karena ASI, pertemuan dan perhatian yang berkualitas akan tetap menjaga kedekatan tersebut.




Bebestar Ajang Dukungan Nutrisia Pada Bakat Anak-anak


Salah satu performa peserta Bebestar 2

Minat dan bakat anak adalah dua hal yang menjadi pertanyaan banyak orang tua. Terutama bagaimana mengenali minat dan bakat serta bagaimana mengoptimalkan minat dan bakat tersebut. Semua anak  terlahir dengan potensi masing-masing. Maka setiap anak adalah bintang.

 PT. Nutrisia Indonesia Sejahtera yang memiliki misi untuk meningkatkan kualitas generasi sekarang dan esok melalui nutrisi awal kehidupan, melalui  Bebelac menghadirkan ajang dukungan potensi anak dengan nama Bebestar. Tahun 2013 adalah tahun kedua pelaksanaan. Sebelumnya Bebestar pernah di gelar tahun 2011. Melihat antusias masyarakat, maka digelar kembali Bebestar 2 tahun 2013.

Bebestar  hadir untuk membantu para orangtua khusunya para ibu, untuk mengembangkan rasa percaya disiri anak. Juga sebagai kesempatan untuk mengekspresikan dan mengenali bakat anak. Bebestar membuka pendaftaran di 117 kota di Indonesia. Kesempatan ini dimanfatkan para orangtua terlihat dari 41.666 video bakat anak yang berhasil dikumpulkan. Selanjutnya diikuti audisi di 30 kota.

 Tercatat 5.032 video partisipan Jabodetabek. Bertempat di Gandaria City, Bebestar 2, region 3, digelar 16-17 Nov 2013, mempersembahkan 15 bebestar 2 terbaik. Selain penampilan para Bebestar, kesempatan tersebut juga dimanfaatkan Bebelac untuk mempersembahkan zona bermain bagi anak-anak.
Marketing Manager Bebelac, Ade Umiyana Savitri (kanan) dan Psikholog Anak, Prita Pratiwi (tengah)


Pada kesempatan yang sama di Resto White Hunter digelar Konperensi Pers dan Mini Talkshow. Menampilkan Marketing Manager Bebelac, Ade Umiyana Savitri dan Psikholog Anak Prita Pratiwi. Dalam diskusi yang berlangsung santai dan hangat, keduanya memberi informasi seputar tujuan penyelenggaran Menurut Ade Umiyanan Savitri, Bebestar 2 Bukanlah ajang kompetisi melainkan  merupakan ajang dukungan bagi setiap anak Indonesia yang berusia 3-6 tahun. Karena itu tidak ada juara melainkan melahirkan anak-anak yang berani mengekspresikan bakat mereka.

Bicara soal minat dan bakat, menurut Psikholog Anak Prita Pratiwi, diperlukan kepekaan para orang tua. Mulanya memang yang terlihat adalah minat, misalnya saat ada musik, anak langsung bergoyang mengikuti irama. Bisa jadi itu minatnya. Untuk mengetahui apakah anak juga berbakat?, maka perlu stimulasi lanjutan.

Bakat adalah kemampuan anak yang melebihi rata-rata kemampuan anak seusianya. Artinya jika anak berbakat, dapat terlihat dalam waktu yang singkat anak bisa menunjukan kemampuan pada bidang tersebut. Setiap anak bisa jadi memiliki minat dan bakat lebih dari satu. Karena kepekaan orangtua sangat diperlukan. Tidak.

Harus diakui Bebestar adalah salah satu sarana pengoptimalan bakat anak. Stimulan positif yang bisa menjadi awal mengenali bakat dan minat anak. Pada Bebestar anak diberi kesempatan mengekspresiak diri-nya sesuai kemampuan yang dimiliki. Karena Bebestar bukan ajang kompetisi, maka menang dan kalah bukanlah hal utama. Bebestar ingin menunjukan pada dasarnya setiap anak memiliki kelebihan masing-masing. Dengan memberikan kesempatan mengekspresikan kemampuan diri akan menjadi pengalaman berharga bagi anak untuk meningkatkan rasa percaya diri.

Para orangtua yang hadir dan memberikan dukungan

Sarana bermain anak