Belajar berjalan pada balita adalah salah satu proses dalam tumbuh kembangnya. Ketika anak mulai merayap atau merangkak, maka selanjutnya ia akan mulai belajar memanfaatkan kedua kakinya.
Dua hal yang di perlukan si anak dalam memulai belajar berjaan adalah rasa percaya diri dan kemampuan fisik. Pada usia tersebut anak belum mengenal rasa takut karena anak belum tahu konsep bahaya atau konsep celaka.
Dulu ketika aku mendampingi kedua anakku belajar berjalan, sungguh menyenangkan walau sangat melelahkan. Dari tahapan merangkak anak-anak mulai merambat (Berjalan sambil berpegangan/bertumpu) pada sesuatu, misalnya kursi atau meja. Lama kelamaan ketika dalam eksplorasi si anak sanggup menjaga keseimbangan tubuhnya, ia akan sadar kalau ia bisa menggunakan kedua kakinya untuk berpindah (Berjalan).
Namun sebelum si anak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, ia sudah sangat ingin melangkah, biasanya ortu akan memegang kedua tangan si anak dari belakang dan membiarkan anak melangkah. Ini banyak dilakukan para orang tua. Padahal ini adalah cara yang keliru.
Dengan posisi tangan ke atas (karena dipegang orang besar) anak akan mengayunkan tubuhnya seiring langkah kakinya. Kerap kali orang yang memegang tangan anaknya sukar mengetahui arah gerakan si anak dan menjadi penyebab anak terkilir pada lengan atau ketiak.
Kalau anda ingin mengajar anak berjaan dengan cara seperti itu, maka langkah yang harus anda ambil adalah dengan memegang bagian samping tubuh si anak dengan kedua tangan yang penuh. Memang mau tidak mau posisi kita (Ortu) menjadi membungkuk. Karenanya kukatakan mengajar anak berjalan menyenangkan tapi sangat melelahkan.
Saat si anak sudah bisa berjalan, kita akan dihadapi kerepotran lain. Biasanya anak sudah tidak mau di gendong. Setiap digendong, si anak akan meluruskan keduan kaki atau membuang badannya ke bawah. Jadi kalau anak sudah mulai berjalan, siap-siaplah menjadi pengawas yang tidak boleh kehilangan pandangan atas si anak. Karena si penjelajah kecil ini akan berjalan ke sana kemari tanpa mempertimbangkan faktor bahaya.
Pada masa inilh banyak terjadi kecelakaan, misalnya anak terjatuh. Biasanya sesaat si anak akan takut berjalan. Sebagai ortu kita harus memulai lagi dari awal dengan memberikan atau menumbuhkan rasa percaya diri pada si anak, jatuh memang sakit tapi dengan hati-hati jatuh bisa dihindari.
Demikian juga kehidupan yang kita lalui. Kadang kita terjatuh tapi apakah lantas kita takut menjalani kehidupan? Belajarlah dari balita yang belajar berjalan. Jatuh sekali dua kali adalah hal biasasa. Takut? Memang ada tapi tidak menjadi penghalang untuk mencoba berjalan kembali bahkan kelak berlari kalau perlu.
Dalam aktivitas kehidupan, ada kalanya kita terjatuh. Tapi itu bukan akhir segalanya. Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Bangkit! Mulailah berjalan perlahan dan lebih hati-hati. Yakinkah diri, anda bisa maka anda pasti bisa! (Icha Koraag, 10 Januari 2007)
No comments:
Post a Comment