Sebagai ibu bekerja, sering saya merasa bersalah karena dalam satu hari hanya bisa bertemu dengan anak-anak sekitar 4-5 jam. Beberapa hari ini yang nampak berubah adalah si Suredut, putri bungsu saya.
Suredut merubah panggilan papa dengan ayah. Jujur saja terasa geli di telinga ini. Tapi Suredut tak jemu-jemu meralat, jika saya membahasakan papa. Ia akan memperbaiki seraya berkata " Ayah!"
Saya dan papanya tidak ambil pusing. Tapi setelah berjalan beberapa hari, kini Suredut juga merubah panggilan mama menjadi ibu. Dan Suredut membahasakan dirinya kakak Anes. Si kakak yang merasa kakak tentu saja protes.
Lalu saya bilang, kakak ya tetap kakak Bas dan Suredut kakak Anes. Mama menjadi ibu dan papa menjadi ayah. Alhasil kami sekeluarga seperti bermain sinetron.
"Ayah mana, bu?" Tanya Suredut saat saya tiba dirumah tanpa papanya.
"Oh ayah, belum belum, nak" Jawab saya setengah geli. "Kakak Anes mau telepon ayah, bu" Ujarnya lagi. saya pun menyambungkan telephone dan memberikannya berbicara dengan sang ayah.
"Ayah di mana? tanya Suredut sambil bersender di tepi lemari baju. Aku tidak tahu apa jawab ayahnya. Berikutnya yang ku dengar Suredut berkata:
"Cepat pulang ayah, kakak Anes mau cemandaan dengan ayah". Dan telephone pun di serahkan ke saya.
Cemandaan adalah bahasa Suredut untuk bercanda. saya sendiri tidak mengerti kok bisa jadi cemandaan. Kalau saya coba menelususir istilah cemandaan mungkin dari kata cuma bercanda. Soalnya kalau tiba-tiba ada yang merasa ke sakitan tapi karena tidak di sengaja, biasa akan ada yang berkata "Cuma bercanda kok". Mungkin cuma bercanda ini yang akhirnya lebur dalam bahasa Suredut menjadi cemandaan. Dan hari ini satu babak kami sudah bermain sinetron. 14 Juni 2006
Saya dan papanya tidak ambil pusing. Tapi setelah berjalan beberapa hari, kini Suredut juga merubah panggilan mama menjadi ibu. Dan Suredut membahasakan dirinya kakak Anes. Si kakak yang merasa kakak tentu saja protes.
Lalu saya bilang, kakak ya tetap kakak Bas dan Suredut kakak Anes. Mama menjadi ibu dan papa menjadi ayah. Alhasil kami sekeluarga seperti bermain sinetron.
"Ayah mana, bu?" Tanya Suredut saat saya tiba dirumah tanpa papanya.
"Oh ayah, belum belum, nak" Jawab saya setengah geli. "Kakak Anes mau telepon ayah, bu" Ujarnya lagi. saya pun menyambungkan telephone dan memberikannya berbicara dengan sang ayah.
"Ayah di mana? tanya Suredut sambil bersender di tepi lemari baju. Aku tidak tahu apa jawab ayahnya. Berikutnya yang ku dengar Suredut berkata:
"Cepat pulang ayah, kakak Anes mau cemandaan dengan ayah". Dan telephone pun di serahkan ke saya.
Cemandaan adalah bahasa Suredut untuk bercanda. saya sendiri tidak mengerti kok bisa jadi cemandaan. Kalau saya coba menelususir istilah cemandaan mungkin dari kata cuma bercanda. Soalnya kalau tiba-tiba ada yang merasa ke sakitan tapi karena tidak di sengaja, biasa akan ada yang berkata "Cuma bercanda kok". Mungkin cuma bercanda ini yang akhirnya lebur dalam bahasa Suredut menjadi cemandaan. Dan hari ini satu babak kami sudah bermain sinetron. 14 Juni 2006
No comments:
Post a Comment