Gambar di atas adalah gambar tiga generasi, Oma ( Olga Magdalena Parera, 24 Sept 1929), Mama (Elisa Kostrada Koraag, 20 Nov 1965) dan Suredut (Vanessa Elleanoor Monoarfa,31 Juli 2003). mama tampilkan foto kita bertiga yang diambil di akhir tahun 2005, saat oma akan merayakan natal bersama kelompok Usia Indah (Lansia) Di POUKLI. (Persatuan Oikumene Umat Kristen Larangan Indah)Anakku,
kita harus selalu mencintai asal kita. Dari mana kita berada patutlah disyukuri. Oma terlahir sebagai anak ke dua dari 7 bersaudara, sedangkan mama terlahir sebagai anak ke 7 dari sebelas bersaudara. Jaman Oma dan mama di lahirkan atau yang sering kamu bilang jadul, kami mempercayai bahwa banyak anak banyak rejeki. Namun perjalanan waktu serta situasi dan kondisi yang ada, kepercayaan itu tidak selalu benar. Mama kini meyakini setiap anak ada rejekinya.
Dulu, Oma tak pernah beristirahat memelihara kami ber 11 anak-anaknya. Mulai fajar menyingsing, Oma sudah harus bangun dan mempersiapkan keperluan kami untuk sekolah. Di saat kami sudah berangkat, Oma membereskan rumah dan mencuci pakaian serta menyiapkan masakan untuk makan siang sepulang kami dari sekolah. Oma masih menyiapkan kami "snup" untuk sore-sore. Kami tidak kenal jajan karena Oma selalu sedia kue atau kolak untuk sore-sore.
Dulu, Oma tak pernah beristirahat memelihara kami ber 11 anak-anaknya. Mulai fajar menyingsing, Oma sudah harus bangun dan mempersiapkan keperluan kami untuk sekolah. Di saat kami sudah berangkat, Oma membereskan rumah dan mencuci pakaian serta menyiapkan masakan untuk makan siang sepulang kami dari sekolah. Oma masih menyiapkan kami "snup" untuk sore-sore. Kami tidak kenal jajan karena Oma selalu sedia kue atau kolak untuk sore-sore.
Anakku, jujur harus mama katakan, Mama melihat betapa lelahnya Oma memelihara kami. Tapi suasana dulu sangat menyenangkan karena Oma ada dan tidak bekerja di luar rumah seperti mama. Kini walau anak mama hanya dua, mama pun nyaris tidak beristirahat karena mama bekerja di luar rumah. Menjelang malam baru kita bisa bersama-sama. Maafkan mama, nak, seandainya mama sering marah-marah, padahal kita bertemu kurang dri 4 jam dalam sehari.
Mama memang masih harus banyak belajar dari Oma. Soalnya tidak ada sekolahnya untuk menjadi orang tua. Anakku, maafkan mama bila masih banyak melakukan kesalahan dalam memelihara dan mengasuhmu karena mama masih terus belajar. Terimakasih Tuhan untuk Oma yang masih bersama kami! 13 Juni 2006
No comments:
Post a Comment