Buah Hatiku

Buah Hatiku
Van en Bas

Thursday, December 12, 2013

Temper Tantrum dan Komunikasi Terbuka

Bahagia

Saya dan Si Bungsu Van,(10 th) baru saja pulang dari supermarket. Saat saya menata barang belanjaan, Van bertanya: "Apakah anak tidak boleh marah?" Saya memandang Van dengan heran. Van melanjutkan, Mama tadi melihatkan, anak yang minta es krim tapi tidak dikasih lalu menangis sampai tidur-tiduran di lantai?" tanya Van.

"Ya, itu namanya temper tantrum, yaitu marah yang berlebihan!' 
"Kenapa bisa begitu?" tanya Van lagi
"Sebabnya banyak. Salah satunya,  orangtua yang memberi perhatian lebih. Perhatian orangtua adalah sebuah keharusan. Tapi perhatian yang berlebihan tidak baik. Anak cenderung temper tantrum karena biasanya semua keinginannya dipenuhi. Sehingga tidak bisa menerima penolakan."

"Mama bilang, tidak semua keinginan kita bisa kita peroleh" potong Van.
"Benar! Makanya tidak semua yang kamu dan kakakmu minta, dipenuhi. Sebagai orangtua, Mama dan Papa harus memenuhi semua kebutuhan anak.  Karena itu kewajiban dan tanggung jawab"
"Apakah aku dan kakak pernah marah seperti anak tadi?" tanya Van
"Seingat Mama tidak. karena Mama dan Papa tidak pernah membiarkan anak nangis atau marah tanpa sebab. Artinya sejak kalian kecil, Mama dan Papa selalu membicarakan, apa sih yang menjadi sebab. Mengapa kamu menagis, mengapa kamu marah. Biasanya kalian akan berbicara sehingga Mama dan Papa memahami. Dan kami mencarikan jalan keluarnya. Misalnya, kamu menangis karena kaki bonekamu patah. Mama memelukmu dan Papa memeriksa kaki bonekamu. Jika bisa dibetulkan, biasanya akan segera dibetulkan. Begitu betul, kamu sudah tidak menangis dan marah lagi."

"Kalau bonekanya tidak bisa dibetulkan, kira-kira aku akan marah seperti anak tadi?" tanya Van
"Tidak juga. Biasanya Mama dan Papa akan mengalihkan perhatianmu pada mainan yang lain.  Mengapa kamu harus marah seperti anak tadi? Anak tadi marah, bisa jadi karena kecewa tidak dibelikan es krim. Mungkin orangtuanya tidak ada uang. Hal lainnya, anak tadi menuntut perhatian. Mungkin karena tidak dapat es krim, untuk mengobati kecewanya anak itu ingin dipeluk. Persoalannya kalau tidak dibicarakan, bagaimana orangtuanya mengerti, apa yang si anak inginkan?"

"Bagaimana Mama dan Papa bisa mengerti aku dan kakak?" tanya Van
"Karena kami selalu berusaha mengenali setiap pertumbuhan dan perkembangan kedua anak-anak kami. Kami tidak ragu bertanya jika kami tidak paham yang kalian maksudkan."

"Ma, kalau aku marah seperti anak tadi, apa reaksi Mama?" tanya Van. Aku diam sejenak dan berpikir. Mama akan  mejelaskan mengapa belum bisa beli es krim. Jadi Van nangis dan marah sehebat apapun, es krimnya tetap tidak ada. Lain waktu jika Mama ada uang, kita bisa beli es krimnya."

"Itu sungguh-sungguh Ma? "
"Maksudmu?"
"Sungguh-sungguh tidak ada uang atau tidak mau membelikan?"
"Tergantung situasi dan kondisinya, jika kamu sedang batuk, besar kemungkinan Mama tidak mau membelikan bukan karena tidak ada uang. Tapi lebih karena Mama mencintaimu dan Mama tidak mau kamu menderita karena batuk lebih lama".

Van mendekat dan memeluk saya dari belakang. "Aku sayang Mama" Ujar Van. Saya berbalik dan mendekapnya lebih erat. Mama menyayangimu tanpa syarat.

No comments: