Buah Hatiku

Buah Hatiku
Van en Bas

Monday, June 29, 2015

29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas)

Kami sekeluarga sedang duduk santai di teras rumah, ketika si bungsu Van bertanya: "Ma, mengapa perlu ada Hari Keluarga Nasional?" Taktik yang selalu saya gunakan, manakala belum menemukan jawaban dari pertanyaan anak, adalah membalikan pertanyaan dengan pertanyaan
"Menurut mengapa?"

"Supaya semua anggota keluarga lebih menyadari fungsinya"  Potong Bas, putra sulungku. Hmm diskusi bakal menjadi menarik nih.
"Memangnya apa fungsi anggota keluarga?' tanyaku lagi.

"Orangtua memelihara keluarga, Orang tua mencari biaya untuk membiayai keluarga, Orangtua menyiapkan anaknya untuk nanti terjun ke masyarakat" Jawab Bas lagi.

"Terus fungsinya anak?"

"Disayangi!" Jawab Van

"Yakin? Yang menyayangi siapa/" tanyaku

"Ya Mama-Papanya" Jawab Van

"Kakak atau adiknya siapa yang menyayangi mereka?" tanyaku lagi

"Nggak gitu. Semua anggota keluarga harus saling menyayangi. Orangtua ke anak, anak ke orangtua, adik kekakan dan kakak ke adik" Ujar Bas

"Saling menyayangi itu harus atau perlu?" tanyaku lagi

"Harus" Jawab Bas.

"Perlu" Jawab Van

"Dua-duanya, harus dan perlu. Kalau sesama anggota keluarga tidak saling menyayangi, maka kita tidak akan saling menjaga. Ketika kita tidak saling menjaga maka otomatis kita tidak akan saling menghargai. Karena kalau sesuatu yang kita hargai pasti kita jaga. Ingat boneka beruang Van? Van sangat menyayangi, apalagi itu boneka dikasih Mama. Maka Van menjaganya sebagai bentuk penghargaan atas pemberian Mama"

Balik pada pertanyaan Van, Mengapa perlu ada Hari Keluarga Nasional, sebenarnya itu hanya salah satu bentuk progra pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk. Dengan tujuan, mensejahterakan penduduk. Kalau jumlah tak terkendali, pemerintah susah mensejahterahkan. Tidak mudah memberi perhatian dan pelayanan pada kesejahteraan masayarakat. Di dalamnya termasuk pelayanan pendidikan, kesehatan.

Dengan adanya Hari keluarga Nasional, pemerintah bisa memberitahukan kepada masyarakat, melalui keluarga-keluarga untuk menjalani fungsi setiap anggota keluarga. Ketika fungsi anggota keluarga berjalan dengan baik, mustinya di masyarakat juga akan berjalan. Keluargakan unit terkecil dalam masyarakat. Maka jika keluarga sejahtera, maka lebih luasnya masyarakat harusnya juga sejahtera. Jika masyarakat sejahtera, pemerintah dianggap berhasil. Sekarang ini angka kemisikinan seakan-akan menjadi tolak ukur keberhasilan suatu negara. Kalau rakayat susah, maka negara dianggap gagal, karena gagal mensejahterakan rakyatnya.

Lagipula, keren loh kalau kita merayaka Hari Keluarga Nasonal ketimbang merayakan Valentine. Iya kan? Bas dan Van manggut-manggut sambil mulutnya mengunyah cemilan. Aku tersenyum, kira-kira mereka paham nggak ya?


No comments: