Buah Hatiku

Buah Hatiku
Van en Bas

Friday, April 18, 2025

BELI MESIN ATM




Saya dan suami sering mengajak anak sulung kami, Bastiaan, 5 th ke ATM untuk ambil uang. Biasanya kami membiarkan ia menekan nomor PIN dan mengarahkan menekan menu perintah pengambilan uang. Bastiaan sangat senang jika uangnya ke luar.

Suatu hari, Bastiaan bersama kami sedang menonton TV dan ada iklan suatu bank yang menggambarkan banyak mesin ATM, secara spontan Bastiaan berkata:
“Papa perlu beli ATM”.
Kami heran dan balik bertanya, “Untuk apa?”.
Bastian berdiri sambil mempergakan menekan tombol ia berkata: “Supaya aku bisa bantuin Papa. Jadi kalau Papa tidak ada uang aku bisa ambil uang di ATM. ATM-nya taruh saja di teras!:”

Saya dan suami berpandangan sambil tersenyum. Tapi lebih dari itu terasa ada sembilu yang menusuk dada ini. Bastiaan datang mendekat lalu mencium kami sambil berkata: “Jadi Mama dan Papa tidak perlu kerja. Kalau mama dan Papa perlu uang, aku bisa ambilkan di ATM. 


Dengan beragam perasaan yang bercampur, aku memeluk Bas. Aku menjelaskan pada Bas dengan konsep yang paling sederhana mengenai menabung yang berarti menyisakan dan menyimpan uang. Lalu dalam jumlah tertentu di simpan di Bank. Sehingga bisa memiliki kartu ATYM, sehingga jika memerluka uang, tidak perlu ke bank. Apalagi kalau malam hari. karena Bank sama dengan kantor yang lain, yang bekerja di jam 08.00-17.00.

Dengan memiliki kartu ATM, maka untuk mengambil uang, tidak harus ke bank tapi cukup ke tempat yang ada mesin ATM-nya. Aku tidak mengerti sejauhmana pemahaman Bas menerima penjelasan. Tapi berharap ia mengerti.
 

Tips Membangun Komunikasi Dengan Anak



Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan menikah. Karena jika mengikuti keyakinan, menjaga dan meneruskan keturunan adalah salah satu tujuan menikah. Anak pada dasarnya adalah perekat hubungan suami istri, pencerah dalam keluarga. tak sedikit yang meyakini letih lelah akan terhapus, setiap melihat anak dan mendengar tawanya.

Itu sebabnya anak seringkali diartikan sebagai buah hati atau buah cinta. Tapi tidak menutup mata juga kalau banyak anak-anak bermasalah. Sebagai ibu yang memiliki sepasang anak dengan jarak tiga tahun, saya dan suami harus pandai menghadapi anak-anak.

Sejak anak-anak kecil, kami membiasakan membicarakan segala hal. Tidak mudah bukan tidak bisa, ala bisa karena biasa. Kebiasaan kami nonton tv dan makan bersama, selalu membuka peluang bercerita.

Inilah beberapa tips membangun komunikasi dengan anak.

1. Biasakan bertukar cerita.
    Awaknya anak-anak hanya akan menjadi pendengar tapi seiring waktu mereka juga akan
    mengambil posisi sebagai pembicara.

2. Biasakan bertukar pendapat
    Hargai dan dengarkan pendapat anak. Sebagai orangtua kita memang lebih tau tapi tidak ada
    salahnya mempercayai pendapat anak, dengan begitu anak tahu, pendapatnya dihargai. Ini penting
    untuik membangun rasa percaya diri dalam anak.

3. Jangan menyela saat anak berbicara.
    Baik saat bercerita maupun saat memberi pendapat. Pemotongan/mencela saat anak berbicara akan     membuat anak tertekan dan enggan berbicara di lain kesempatan.

4. Berikan kesempatan anak memilih/memutuskan
    Saya terbiasa membicarakan tujuan acara keluarga. Jika ingin makan bersama di luar, kami    
    membicarakan pilihan tempat dan alasannya. Ini mengajar anak-anak untuk berargmentasi.

5. Membiasakan anak berbicara lepas.
    Berbicara adalah upaya membangun ketrampilannya berbicara. berbicara adalah ketrampilan
    menyelaraskan pemikiran dan ucapan.

Menerapkan tips membangun komunikasi dengan anak, akan membantu anda meminimalkan kesenjangan komunikasi. Kesenjangan komunikasi dengan anak dapat menciptakan jurang yang lebih besar, di mana anak enggan berbicara denga orangtua. Ini dapat berdampak buruk. Karena pada tumbuh kembang anak, di mana anak-anak akan selalu mencari tempat bertukar pendapat dan pengetahuan. Jangan biarkan anak anda mencari orang lain sebagai tempat bertukar pendapat.