Buah Hatiku

Buah Hatiku
Van en Bas

Friday, July 31, 2015

Van, Kaulah Bola Mataku

Memandangmu adalah memandang diriku sendiri. Semarah atau sekesal apapun padamu, aku tak mampu berlama-lama. Ya, karena kamu adalah aku.

Vanessa Elleanor Monoarfa, hari 31 Juli 2015, Genap 12 tahun usiamu. 12 tahun yang menakjubkanku. Hadirmu memutar balikan tujuan hidupku. 

Tangis dan tawamu adalah sumber kekuatanku, sumber energi yang tak bisa tergantikan.

Ingat permainan kita, saling memeluk? Kita menyebutnya transfer energi. Di kala kulelah karena bergumul dengan keseharian hidup. Tangan kecilmu terentang dan menawarkan energi baru. Mana bisa aku menolaknya.  Memelukmu atau berada dalam pelukanmu, adalah kedamaian dunia yang terindah.







Kau yang mengajarku, memandang hidupmu bukan hanya hitam dan putih. Lewat tangan kecilmu, aku belajar merasakan getar kasih dalam nadi yang meluncur halus. 

Melalui bibir mungilmu, kau bantu aku memahami setiap kata yang terucap.
"Kalau aku tanya baik-baik, Mama juga harus jawab baik-baik ya!" Itu kalimat yang selalu kau ucapkan jika ingin sesuatu. Kau tahu Van, ke manapun aku   
   pergi atau dari manapun aku datang, kaulah selalu yang kuingat. Bas dan 
   Papa, berada diurutan selanjutnya.




    Karena kaulah bola mataku.
    Sehingga apapun yang kupandang, mengingatkanku akan sepasang bola 
    matamu nan bening. Di 
    sana ada pengharapan yang tak pernah usai. Dalam kelelahan yang 
    membebani punggung-
    punggung kehidupanku,tawa renyamu adalah penawar semua lelah.




Kau tahu, Van
    Gunung kan kudaki dan lautan kan kuseberangi adalah janji gombal. Tapi 
    Mama katakan "jangankan gunung yang tinggi atau samudera yang luas, api 
    membara sekalipun kan Mama terjang demi dan untuk berada bersamamu.

   Karena apa? Karena Kaulah bola mataku, Van.
   Menyulam kisah kehidupan dengan serat-serat cinta yang terlahir karena 
   kelindan batin kita, adalah mencipta sebuah naskah jurnal kehidupan. 
   Sebelum kau berjalan dengan seseorang yang 
   akan hadir memberi warna-warni masa remaja dan masa dewasamu. Aku
   dan Papa adalah,  pendengar setia semua cerita cintamu.

 Penyair besar, Kahlil Gibran mengatakan:

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu


  Beliau, mungkin benar tapi Mama katakan
  Bagi Mama, Van adalah anak Mama yang terlahir karena cinta. Yang   
  direncanakan dalam proses     kehidupan yang bukan hanya merindukan anak 
  manusia. Tapi anak yang Mama lahirkan yang  merindukan belaian kasih 
  Mama dan Papa untuk mengantarkan pada rutinitas hidupmu nanti.

  Nanti...
  bukan sekarang.

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri

  Benar, Van bukanlah duplikat atau fotocopi Mama dan Papa
  Cinta dan buah pikir kami adalah pegangan awal bagimu saat memulai   
  pelajaran hidup.


Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan

Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh

  Mulanya egois Mama dan Papa begitu besar. Namun lagi-lagi kamipun   
  menyadari, seperti yang ditulis Kahlil Gibran. Kami memang tak bisa 
  merumahkan jiwamu. Jiwamu, milikmu sendiri. Tapi apa yang yang Mama dan 
  Papa ajarkan, adalah pengendali kala Van tak mampu berpikir atau 
  memutuskan. Ikutlah apa yang Mama dan Papa pesankan.

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Van, kaulah bola mataku
Melalui sosokmu, aku menjadi ibu. Mungkin bukan yang terbaik tapi percayalah Mama selalu mencoba menjadi lebih baik untuk, Van. Juga Bas dan Papa. Karena kita adalah satu kesatuan dalam cinta kasih yang berusaha agar tak terpisah.
  
Dan di ulang tahunmu yang ke 12.
Doa dan pesan Mama selalu yang terbaik untuk Van.
Bertumbuh dan jadilah anak yang takut akan Tuhan.
Karena takut akan Tuhan adalah awal pengetahuan.







    

1 comment:

Lidya Fitrian said...

Happy bday buat Vanesa