Demam atau peningkatan suhu tubuh adalah sebuah reaksi alamiah. Jika
terjadi pada anak terutama usia balita, haruskah cemas? Cemas sih nggak kali
yah, tapi waspada iya. Saya ibu yang kini mendampingi anak-anak menjelang usia
remaja. Saat kedua anak saya berusia balita, saya masih terikat sebagai
karyawan. Saya bekerja jam 8.30-17.30 terkadang harus ke luar kota hingga
berhari-hari.
Tapi kondisi itu tidak lantas otomatis membuat saya tidak tahu kondisi anak-anak.
Saya tetap ibu yang karena kewajiban
atau kesadaran sendiri tetap mengontrol dan memperhatikan penuh kondisi
anak-anak. Saya juga memiliki suami yang sangat membantu sebagai pasangan.
Saya dan suami dari latar belakang yang sangat berbeda. Saya cenderung medis sedangkan suami lebih memilih
natural. Ibu mertua saya membiasakan jamu-jamuan bagi anak-anaknya. Kondisi ini
sangat mempengaruhi saat kami harus menghadapi gangguan kesehatan pada anak.
Mulanya beda pendapat tapi lama-lama, kami menemukan pola.
Jika anak demam, kami akan melakukan observasi 1 x 24 jam. Memperhatikan:
1.
Apakah peningkatan suhu tubuhnya mempengatruhi prilaku atau aktifitas anak?
2.
Apakah anak Layu, lemas, lesu atau biasa saja.
Dari observasi kami menemukan kenyataan:
Jika cuaca panas atau siang hari anak beraktifitas tinggi, maka malam hari
cenderung ada kenaikan suhu tubuh. Selama tidak mengubah aktifitas anak, maka
saya hanya memperbanyak air agar tidak dehidrasi.
Jika hingga bangun pagi, suhu tubuh tidak turun atau malah meningkat
disertai anak lesu, lemas dan rewel, biasanya madu menjadi solusi penanganan
pertama. Susu, asupan makan dan buah tetap diberikan sesuai porsi. Aktifitas dijaga
agar tidak terlalu banyak dan ke luar
rumah dibatasi. Umumnya, kondisi anak akan membaik.
Jika kondisi anak makin memburuk, layu, lesu, rewel, hilang nafsu makan,
maka kami memeriksakan ke dokter. Waspada adalah sikap yang harus selalu
menyertai. Waspada bukanlah paranoid. Justru jika kita acuh, kondisi anak
mungkin akan memburuk.
Banyak kasus demam berdarah, typus dan lainnya terlambat ditangani karena
orangtua beranggapan anak masih baik-baik saja. Aapalagi kondisi demam berdarah
tidak lagi dtandai dengan bercak-bercak merah. Demikian juga Typus, kondisi
suhu badan yang naik turun, kerap menipu orangtua.
Maka yang penting diperhatikan
adalah, jika ada perubahan aktifitas anak, selain suhu tubuh yang berubah,
kondisi lesu, lemas, rewel dan berkurangnya naspsu makan, sudah dapat dijadikan
indikasi, perlu pemeriksaan lebih detil. Jangan panik tapi juga jangan santai
tapi waspadalah! Segera bawa anak ke dokter.
Note: Penting memiliki termometer, agar dapat mengukur suhu tubuh anak
dengan benar.